LAMPUNG - Peringatan hari guru tahun ini semoga menjadi momentum yang tepat dan strategis untuk menatap masa depan pendidikan Indonesia yang lebih baik. Tantangan dan masalah yang sedemikian komplek membutuhkan pemikiran yang mendalam. Guru sebagai garda terdepan harus terus menerus berbenah diri untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pun negara harus hadir memperbaiki taraf hidup guru khususnya bagi guru honorer yang berada di Daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar).
Baca juga:
Ustadz Abdul Somad: Cara Bersyukur
|
Banyak guru berprestasi dalam pengabdiannya. Belasan bahkan puluhan tahun mereka berjuang mencerdaskan anak bangsa di Daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar, namun pemangku jabatan terkesan menganaktirikan mereka. Mudah-mudahan segera lahir kebijakan untuk mengangkat para guru honorer menjadi PNS dengan mempertimbangkan masa bakti dan perjuangan mereka.
“Alhamdulillah, selama 14 tahun ini saya diberi kesempatan usia mengabdi menjadi guru honorer. Harapan saya pada momentum hari guru nasional tahun ini, para guru honorer diperhatikan kesejahteraannya oleh pemerintah karena kalau hanya mengandalkan honor bulanan dari sekolah/komite masih sangat kurang. Saya pun berharap guru honorer yang masa pengabdiannya minimal 5 tahun bisa mengikuti pemberkasan atau masuk data base yang pada gilirannya ke depan dapat diangkat menjadi PNS, ” ungkap Yuharlis salah satu dewan guru di SDN 2 Bumi Dipasena Abadi, Sabtu (25/11/23).
Diketahui sebelumnya sejumlah guru di SD Kuala Sidang mengeluhkan nasib mereka yang diombang-ambingkan alias dibuat tidak jelas oleh pemerintah kabupaten Mesuji terkait tapal batas. Bahkan 3 periode mereka tidak menerima dana BOS.
“Ya, dana BOS tahap 2 tahun ajaran 2021/2022, dan tahun ini 2023 untuk tahap 1 dan 2 kami bahkan tidak terima sama sekali, padahal keterangan Bapak Pendamping Suradi dari Dinas Provinsi Lampung melalui Bapak Korwas Kusmadi bahwa kekurangan dan kesalahan berkas semuanya sudah diperbaiki dan akan cair. Namun hingga administrasi sekolah SD Kuala Sidang dipindahkan dari Dinas Pendidikan Mesuji ke Dinas Pendidikan Tulang Bawang, mereka seperti menghilangkan diri dari apa yang mereka janjikan, ” urai Yuharlis.
Senada disampaikan Kepala sekolah SDN 2 Bumi Dipasena Abadi Aidin Bakhtiar SPd, “Harapan saya dengan moment hari guru nasional tahun ini, semoga perjuangan guru dalam mencerdaskan anak bangsa dapat sepenuhnya didukung oleh pemerintah, pihak swasta dan masyarakat. Bentuk dukungan dapat membuat semua pihak sadar dan peduli terhadap pentingnya pendidikan dan urgennya posisi guru. Sangat disayangkan jika posisi guru hanya menjadi profesi tanpa apresiasi, menjadi tenaga profesional yang tidak berfinansial, menjadi tenaga edukatif yang selalu menjadi korban kesalahan sistem yang desktruktif.”
“Ucapan penuh hormat dan setulus hati kepada rekan-rekan guru dari SD Kuala Sidang yang sekarang menjadi bagian keluarga besar SDN 2 Bumi Dipasena Abadi. Mereka adalah pejuang-pejuang tangguh dalam memperjuangkan dan mencerdaskan anak-anak nelayan di Daerah 3T. Dan semoga suka duka dan penderitaan selama belasan tahun kelak mendapatkan hikmah dari Allah SWT, Aamin, ” ujar Aidin Bakhtiar SPd.
Permasalahan permasalahan guru saat ini tentu menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua, bukan hanya pemerintah meskipun pemerintah bertanggung jawab penuh sesuai amanat konstitusi, tetapi juga masyarakat, pemerhati pendidikan, elemen elemen yang peduli dengan nasib generasi bangsa kedepan. Bahwa betapa kesadaran bagi semua kalangan baik kesadaran politik, kesadaran hukum terlebih kesadaran akademik tentang perbaikan pendidikan, tentang bukan hanya perbaikan kualitas melainkan tentang masa depan dan kesejahteraan guru honorer, ” harap Aidin.
Pendidikan adalah investasi yang tak bisa diukur dengan nilai materi, sangat mahal harga yang harus dibayar jika kita gagal dalam mengelola pendidikan termasuk gagal mengelola guru, betapa masa depan bangsa ini sangat ditentukan pendidikan hari ini, dan guru menjadi kunci utamanya.
“Selamat ulang tahunke-78 PGRI, ” ucap Aidin bersama dewan guru. (Red)